Kamis, 06 September 2012

EXPLORE TIDUNG ISLAND 2012


EXPLORE TIDUNG ISLAND 2012

(try eksplore my journey for the first time)



Tidak banyak yang gw persiapkan ke Tidung Island.. Mungkin yang perlu gw ceritakan awal mula niat gw mau kesana.. Ga banyak yang tau kenapa gw punya niat kesana.. Karena gw ketagihan atau bahasa psikolognya syndrome or addict terhadap perjalanan.. Setelah sampai kembali dari cerita Petualangan Dewata 2012.. Gw punya keinginan besar ingin melangkah kembali.. Dari motivasi itu muncul lah sesosok makhluk besar yang biasa disebut “NIAT”.. Mulailah gw searching data dan informasi yang bisa menjadi tujuan selanjutnya.. Bukan tujuan tapi perjalanan.. Yang akhirnya jatuh pada Tidung Island dengan pesona keindahan laut dan pantainya (*Menurut beberapa pengelola jasa travel ke Pulau Tidung).. Tapi gw ga mau melalui travel karena gw ga bisa terikat pada peraturan yang terjadwalkan.. Belum lagi masalah biaya travel yang menurut gw cukup mahal.. Itu hanya opini gw.. Mungkin berbeda dengan opini anda..

Banyak data dan Informasi yang gw dapatkan.. Serincinya gw mencari tahapan perjalanan mengingat gw belum pernah sama sekali melakukan perjalanan kesana.. Sejalannya waktu dan kebiasaan gw nongkrong (kumpul red.) bersama Ibnu dan Ichank dirumah Dhika setiap malam minggu.. Dan ternyata Ichank pun punya keinginan melakukan perjalanan kembali.. Yang kebetulan lagi Ichank penasaran juga mau ke Tidung Island.. Dari situ gw mulai memasuki sedikit demi sedikit keinginan gw juga.. Akhirnya tersusunlah jadwal perjalanan gw, Ibnu dan Ichank pada tanggal 05 Mei – 06 Mei 2012 tepatnya hari sabtu dan minggu karena hanya 2 hari itu Ibnu dan Ichank libur kerja.. Persiapan pun kami lakukan dari mulai mencari harga-harga sampai mencari keadaan dan situasi di Tidung Island.. Sejalan dengan persiapan tersebut banyak kendala yang hadir dan menghambat pelaksanaan nantinya.. Ceritanya begini, pada awalanya yang mau melakukan perjalanan adalah Gw, Ibnu dan Ichank tapi jadi ber-5 karena ceweknya Ichank (Cegal) juga mau ikut dan kawan gw yang lain juga mau ikut (Anggun), maka kami menyusun rencana yang matang mengingat perjalanan kami bukan menggunakan jasa travel tapi backpacker..

Cegal lebih exited melakukan browsing, searching dan telepon sana-sini.. Akhirnya sampai pada titik permasalahan si Ichank menginformasikan 2 kawan gw yang lain juga mau ikut (Adhie dan pacarnya).. Naiklah jumlah Booking seatnya menjadi ber-7.. Karena menurut gw 7 orang sudah terlalu banyak jika harus dikoordinir maka gw putuskan dan gw share untuk menggunakan jasa travel.. Pikiran gw pada saat itu, jika kita menggunakan travel akan lebih efektif dan efisien karena jasa travel yang ada di internet mayoritas harga perorangnya akan lebih murah jika peserta yang ikut lebih banyak dan kegiatan kami disana pun akan lebih terasa menyenangkan.. Maka gw memutuskan pula mengajak banyak kawan lainnya (Bogie).. Ternyata Bogie booking seat untuk 4 orang (Bogie, Lelly, Dita dan Billy).. Total yang ikut menjadi 11 orang.. Dan si Cegal pun mengajak 4 kawannya yang belum kami kenal dan total menjadi 15 orang.. Masalahnya belum sampai disini karena pemicunya ada pada kemunduran Adhie beserta pacarnya dan kepasifan Ichank dalam mengkomunikasikan seminggu menjelang hari pelaksanaannya..

Kemunduran Adhie juga diikuti kemunduran 4 kawannya Cegal.. Dan makin sedikit pula yang ikut.. Dan biaya travel pun akan semakin mahal.. Total yang ikut menjadi 9 orang yang ternyata Lelly dan Dita pun mundur, akhirnya menjadi 7 orang yang ikut, lagi lagi Anggun ga dapat izin dari orang tuanya yang akhirnya menjadi 6 orang.. Buat gw ga masalah yang jadi masalah ketika kepasifan Ichank karena Cegal juga harus mundur karena alasannya.. Jadi sisa 5 orang.. Dan 5 orang ini harusnya jadi berangkat tapi karena kelakuan Ichank yang menurut gw pada saat itu sangat tidak jelas dan mengatakan mundur akhirnya Abie dan Billy juga ikut mundur.. Perset*nlah tinggal Gw dan Ibnu.. (catatan : Jasa travel belum kami gunakan).. Selanjutnya gw menanyakan hal ini ke Ibnu mengenai keputusannya ikut atau ga.. Sedangkan gw sudah memutuskan untuk tetap melakukan perjalanan walaupun sendiri.. Bukan karena marah ataupun emosi tapi ini sudah menjadi ambisi yang meresap sampai kedalam tulang.. Alias mencoba keluar dari zona aman hidup gw..

Gw sudah tau jawaban Ibnu pasti ngambang karena keputusan dia tergantung dari pergerakan Ichank.. Biarkanlah.. Akhirnya gw hanya fokus pada perjalanan gw sendiri.. Beberapa informasi dan data yang telah gw dapatkan gw simpan didalam note handphone agar lebih mudah melihatnya.. Tapi satu hal yang bisa menghambat perjalanan gw yaitu MENTAL.. Karena baru kali ini gw melewati batas pengalaman gw dan keluar dari zona aman diri gw sendiri.. Banyak yang menghantui seperti keterlambatan kapal penyebrangan, perjalanan dari Bekasi ke Muara Angke naik apa, dan lain-lainlah.. Yang paling mengkhawatirkan kalo gw ga punya gambar atau picture dari setiap tahapan yang gw lalui.. Tapi Alhamdulillah Allah memberikan gw otak dan mulut beserta suaranya yang akhirnya mematahkan seluruh hantu-hantu yang menghantui pikiran gw.. Dan gw juga bisa lebih bebas bergerak karena gw melakukan perjalanan dengan istilah “SOLO BACKPACKER”.. Hal pertama dalam hidup gw dan ini pula yang dinamakan keluar dari zona aman diri sendiri.. Ini juga yang akan gw tanggung sendiri jika terjadi masalah dalam perjalanan alias tidak merugikan kawan-kawan yang ikut karena gw melakukan perjalanan sendiri.. Perjalanan gw lakukan lebih cepat 1 hari dari persiapan sebelumnya yaitu pada tanggal 04 Mei 2012 hari Jum’at..

Fokus hari pelaksanaan tinggal 1 hari lagi.. Tepat hari kamis gw berusaha menenangkan diri sendiri.. Berlagak sok cuek dikantor padahal rasa takut melakukan perjalanan yang belum pernah gw ketahui medannya sendiri.. Hari itu si Ichank dan Ibnu juga katanya mau ke Tidung Island hari sabtunya namun gw berangkat pada hari jum’at dan yang mengetahuinya hanya Ibnu.. Menjelang malam, gw menyantaikan badan agar rasa takut ini sirna.. Dan gw tidur jauh lebih cepat dari hari biasanya pukul 22.00 WIB karena perjalanan yang akan gw lakukan pukul 04.00 WIB..

Hari Jum’at tanggal 04 Mei 2012 gw bangun pagi jam 03.30 WIB.. Dan itu ga seperti biasanya.. hahahahahay bisa bangun jam 7 atau jam 8 siang.. Setelah mandi dan siap-siap gw melakukan perjalan ke Terminal Bekasi diantar Bokap gw lagi menggunakan si Merah (Motor).. Sampai di Terminal Bekasi sekitar pukul 04.15 WIB.. Gw mencari warung kopi didekat keberangkatan Bis Mayasari Bhakti ke Terminal Grogol dengan tujuan gw bisa ngobrol sama para supir untuk mengetahui jelas Bis yang akan gw gunakan.. Akhirnya ada salah satu diantara supir Bis yang baik hati menujukan Bis menuju Terminal Grogol dengan nomor AC29 Merah.. Bisnya warna Biru tapi Tulisan AC29 nya Merah maka orang terminal menyebutnya AC29 Merah.. Awalnya gw mencari AC26 tapi ternyata AC26 belum ada di Terminal.. Akhirnya gw putuskan naik AC29 Merah jurusan Grogol di keberangkatan pertamanya pukul 04.30WIB.. Gw penumpang pertama bis tersebut dan gw duduk di paling depan sebelah pintu masuk penumpang.. Posisi yang enak menurut gw karena menghadap jalan dan luas buat kaki selonjoran.. Pagi itu gw ga bisa tidur karena banyak yang gw amati dari setiap penumpang bis tersebut.. Bis pun berjalan sangat pelan, menyisiri pinggir jalan untuk mencari penumpang sampai memasuki area Tol Timur Bekasi.. Perjuangan sang supir dan kondekturnya pun ga sia-sia karena Bis mulai padat tapi ga ada yang berdiri (terlihat dari spion tengah).. Alhamdulillah gw merupakan penumpang pertama, jadi bisa pilih tempat duduk yang posisinya nyaman.. Hihihihi..

Salah satu penumpang yang gw pikirkan adalah seorang siswi berjilbab yang sekolahnya didaerah Mal Citraland (dugaan gw soalnya dia turun disitu).. Berarti dia harus bangun pagi untuk mengejar Bis keberangkatan pertama demi bisa masuk sekolah.. Sungguh perjuangan untuk mendapatkan ilmu.. Belum lagi seorang Ibu yang duduk disebelah gw tertidur dan kepalanya bersandar di bahu gw.. Subhanallah mencari duit itu butuh perjuangan juga buat keluarga dan tanggungjawab.. Masih banyak lagi cerita di Bis Mayasari Bhakti.. Ditengah perjalanan via Tol ke Grogol sang kondektur keliling bangku untuk memalak penumpang dengan tarif Rp 6.500,00 (Terlihat dari kembalian gw sebesar Rp 3.500,00 dari Rp 10.000,00 yang gw kasih).. Wah ternyata lebih murah Rp 500,00 dari data yang gw dapatkan Rp 7.000,00 di Internet..

Dalam benak dan pikiran gw bahwa Terminal Grogol tuh terminal yang besar dan gw mulai bingung ketika Bis memasuki terminal kecil dan hanya gw yang tersisa karena penumpang yang lain kebanyakan turun dijalan bukan di terminalnya.. Kebingungan pun melanda kembali dan akhirnya gw putuskan untuk turun karena taruhannya kalo gw tetep naik bis itu gw akan kembali ke Bekasi atau gw akan sampai ke Terminal Grogol yang besar dalam pikiran gw.. Tapi Alhamdulillah gw melihat angkot KWK B01 yang akan gw naiki selanjutnya ke Muara Angke dan gw langsung turun dari Bis.. Setelah turun dari bis hal pertama yang gw lakukan adalah mencari toilet umum karena lumayanlah udah kebelet buang air kecil.. Toliet umum yang gw kunjungi ga terlalu jauh dari gw turun bis AC29 Merah.. Selanjutnya setelah membuang racun yang tersimpan, gw celingak celinguk di sekitar terminal pukul 06.00 WIB.. Oia perjalanan dari Bekasi-Grogol lumayan lama karena penyisiran bis mencari penumpang dari Teminal Bekasi sampai Pintu Tol Timur Bekasi.. Kira-kira 1 jam kurang penyisiran dilakukan.. hahahahahay..

Keluar dari toilet dan celingak celinguk cari angkot B01 yang tadi ternyata udah ga ada.. Dengan tenangnya gw menghampiri salah satu toko makanan cemilan di Terminal itu dan menanyakan “Maaf Pak, ini terminal Grogol ya ??”.. Beliau pun menjawab “Iya mas..” Lalu saya bertanya lagi “Angkot B01 yang mana pak ??”.. Kata sang bapak “Kayak angkot itu (menunjuk angkot jurusan lain berwarna merah) tapi nomornya B01”.. Padahal gw udah liat sebelumnya tapi hanya ingin memastikan jenis angkotnya saja.. Akhirnya gw mendapatkan petunjuk yang berharga dan gw mengucapkan terima kasih pada sang bapak.. Selanjutnya gw menunggu angkot B01 di pintu keluarnya angkot-angkot dan bis karena menurut gw, kalo gw menunggu di pintu keluar pasti langsung jalan dan ga ngetem di terminal karena waktu sudah menunjukan pukul 06.10 WIB dan gw takut ketinggalan kapal penyebrangan.. Takut sich sebenernya ga tapi paling ga gw usaha mengejar tuh kapal, kalaupun telat yaudah gapapa paling gw menunggu yang jam 1 siang soalnya perjalanan ini gw lakukan sendiri dan gw menanggung semua resiko sendiri.. Jadi ga perlu banyak kepala untuk mengomentarinya.. hehehehehe..

Akhirnya angkot B01 pun datang pukul 06.15 WIB dengan warna mobil Merah dan tulisan “Grogol-M.Angke”.. Ga pikir panjang gw segera naik dan duduk di belakang Pak.Supir.. Karena gw sendirian di angkot, gw ajak ngobrol saja sang supinya.. bertanya-tanya tentang Muara Angke.. Katanya kalo setiap hari sabtu pasti banyak yang naik bahkan sering yang nyarter mobilnya sampai depan pelabuhan.. Ternyata selama perjalanan supir gw ini memang Ng’rock abis.. Soalnya dia ngambil penumpang ga ngetem jadi membuat angkot B01 yang lain geram dan maki-maki supir gw.. Dengan cueknya supir gw melanjutkan perjalanan sambil nyuri penumpang yang relatif ga suka sama angkot yang ngetem.. Kalo dari data yang gw dapat perjalanan dari Grogol – M. Angke hanya membutuhkan waktu 20 menit tapi kenapa angkot gw 40 menit sehingga gw sampe Muara Angke pukul 06.55 WIB.. Entah apa yang menyebabkan perjalanan yang nyata tidak sesuai data yang gw cari.. Biarkanlah intinya gw sudah tiba di Muara Angke dan sang supir menyuruh gw naik ojek sepeda untuk menuju Pelabuhan Kapal untuk menyebrang.. Padahal gw ga mau naik ojek sepeda.. Tapi karena udah dipanggil sama si supir ya terpaksa gw naiki.. Tarif Angkot B01 Rp 5.000,00 dan ojek sepeda Rp. 5.000,00 sampai dalam Pelabuhan Muara Angke pukul 07.00 WIB yang akhirnya gw tau itu namanya Pelabuhan Kali Adem sedangkan Pelabuhan yang gw cari di Internet itu adalah Pelabuhan Pelelangan Ikan kata sang Bapak Ojek Sepeda sambil jalan mengantar gw ke Pelabuhan Kali Adem..

Sampailah gw ke Pelabuhan Kali Adem dan Pelabuhannya sangat bersih.. Ga pikir panjang gw cari loket pembelian tiket.. Ternyata banyak juga yang sudah mengantri.. Gw tanya sama orang yang mengantri didepan gw “Maaf mba, kalo ke Tidung ngantri disini atau disana (Ada 2 antrian loket)”.. Kata si Mba “Disini mas”.. Dan gw mengucapkan terima kasih dengan tetap berusaha senyum.. Antrian sudah menunjukan 4 orang lagi dan gw makin panik karena petugas pelabuhan berkata “KM.Kerapu Ke Pulau Tidung sisa 1 seat lagi”.. Waduh bahaya ini kalo sampai 4 orang didepan gw salah satu memesan ke Pulau Tidung.. Tapi gw agak sedikit tenang karena 4 orang didepan gw itu 1 kelompok (soalnya terlihat akur bercanda).. Dan benar ternyata 4 orang didepan gw tujuannya buka ke Pulau Tidung tapi Ke Pulau Kelapa.. Alhamdulillah.. Biaya yang gw keluarkan untuk KM.Kerapu sebesar Rp 33.000,00/seat..

Setelah gw mendapatkan tiket KM.Kerapu untuk seat terakhir.. Gw kembali celingak celinguk mencari tempat menunggu keberangkatan.. Melihat banyak orang berkumpul disebelah kanan setelah keluar dari antrian loket.. Gw berjalan kesana dan melihat-lihat banyak kumpulan ataupun komunitas anak muda yang berangkat bersama-sama.. Hanya gw doank yang sendirian.. hahahahahahay gapapalah toh banyak juga yang sendiri tapi Bapak-bapak.. Gw menghampiri salah satu bapak yang duduk sendirian sambil merokok dan ngobrol tentang tujuan gw ke Tidung.. Oia jangan pernah malu menceritakan ketidaktahuan kita karena akan banyak yang membantu daripada jaim atau malu tapi tetap dengan etika penuh keramahan dan senyuman.. Seperti yang gw tanyakan bagaimana cara naik kapal kalo tiketnya sudah ditangan dan kapal mana yang harus gw naiki.. Berhubung gw baru pertama kali juga naik kapal motor dan menyebrang laut jadi semua awam buat gw.. hehehehehe.. Gw menanyakan itu kepada Bapak yang sedang duduk sendiri dan terlihat juga sebagai penumpang karena membawa daypack.. Si Bapak memberitahu dengan simplenya “Nanti juga di Informasikan sesuai namanya mas”.. Dan kata gw “Oh gitu pak.. hehehehe”.. Tetap terlihat bodoh kayaknya gw.. hahahahahahay.. Tapi itu jadi pengalaman dan ilmu buat gw.. hihihihihi.. Akhirnya kita ngobrol banyak dan ternyata tujuan Bapak ke Pulau Kelapa yang artinya KM.Kerapu kita berbeda..

Waktu telah menunjukan pukul 07.30 WIB dan petugas pelabuhan seorang wanita berdiri di jalur untuk 4 KM.Kerapu yang akan penumpang naiki dengan memegang Toak ditangannya dan catatan yang nama yang sudah membeli tiket.. (catatan : Ketika membeli tiket di Pelabuhan Kali Adem, Kita akan ditanya namanya dan dicatat di form yang dipegang petugas).. Satu demi satu penumpang menaiki KM.Kerapu sesuai dengan nama yang dipanggil oleh petugas pelabuhan.. Satu demi satu pula KM.Kerapu meluncur di laut lepas.. Dan tinggal 1 KM.Kerapu yang tersisa yaitu yang ke Pulau Tidung.. Satu per satu kembali penumpang disebut dan menaiki KM.Kerapu dan gw penumpang terakhir dengan nomor urut 20 yang duduknya otomatis sisa dari 19 penumpang lainnya yaitu “Paling Depan dekeat Nahkoda”.. Bismillah dan perjalanan gw pun meluncur di laut lepas.. Pengalaman melihat laut ditengah laut.. Seru juga!! Rasanya seperti menaiki mobil offroad alias ombaknya dibantai terus sama Nahkoda gw yang juga Ng’rock abiss!!.. Dahsyatnya sang Nahkoda membantai ombak dilaut yang imbasnya para penumpang kaget berkali-kali.. Ini serius karena KM. Kerapu ke Pulau Tidung harus transit ke 2 Pulau lainnya dulu baru ke Pulau Tidung, untuk mengantar penumpang yang ke pulau tersebut (Gw ga tau nama 2 pulau itu)..

Setelah mengarungi laut selama 1 jam.. Gw tiba di pulau tidung pukul 09.30 WIB.. Awalnya gw ga mengetahui sama sekali itu Pulau Tidung atau bukan tapi kenapa para penumpang pada turun semua.. Gw berpikir apakah ini Pulau Tidung dan kalo bukan Pulau Tidung berarti gw harus terdampar di pulau ini donk.. Hadeh!!.. Karena penumpang pada turun, gw juga ikut turun dari kapal.. Sebenarnya bukan turun tapi naik ke dermaga.. hahahahahay.. Karena pikiran gw saat itu gw mau lihat tulisan di dermaga sebentar jika salah gw naik lagi.. Alhamdulillah ternyata ada tulisan “TIDUNG keep it clean”.. ALHAMDULILLAH gw tiba juga dan ga jadi terdampar di Pulau lain.. hahahahahahay.. Okech hal pertama yang pikirkan gw harus ke Jembatan Cinta sesuai informasi yang gw dapatkan.. Gw bertanya kepada salah satu rider Bentor (Bentor adalah sejenis becak yang di kanibal dengan motor bebek.. keren dah tapi jadi polusi).. Kata Abang Bentornya, Jembatan Cinta ke arah Kanan dari pintu keluar dermaga terus dia menawarkan gw untuk menaiki Bentornya.. Tapi karena gw niatnya Backpack akhirnya mohon maaf gw tolak dan lebih menanyakan dimana tempat penyewaan sepeda.. Dikasih taulah gw tempat penyewaan sepeda didepan dermaga dan gw langsung bergegas kesana untuk menyewanya.. Rp 15.000,00/hari berarti 24 jam untuk menyewa sepeda.. Gowesss gowesss gowesss lurus sajah tanpa belak-belok dengan membawa daypack di punggung.. Akhirnya gw menemukan pintu gerbang parkiran sepeda dengan tulisan “Wellcome to Jembatan Cinta”.. Dalam pikiran gw kenapa bahasa Inggris di gabung dengan bahasa Indonesia.. Mungkin karena pergeseran budaya atau bahkan menciptakan budaya baru.. hehehehehe ga penting juga pikiran gw ini.. Dan lebih uniknya lagi tulisan wellcome kok huruf “L” nya ada 2 ya.. hehehehehehe gapapalah yang jelas perjalanan saya terhenti di parkiran ini..

Entah mengapa pukul 09.00 WIB gw mengarah ke Jembatan Cinta yang terkenal itu.. Gw berjalan sendiri dan keadaan disana masih relatif sepi hanya 2-5 turis lokal sajah yang ada.. Gw menaiki Jembatan Cinta yang biasa untuk Bridge Jump para wisatawan.. Cukup eksotis cuaca siang itu.. Mataharinya terik dan ga ada pohon buat berteduh di jembatan.. hahahahahahahahay namanya juga jembatan di tengah laut yang menghubungkan antara Pulau Tidung Besar dengan Pulau Tidung Kecil (sebutan orang situ).. Tapi yang gw patut syukuri dari cuaca hari itu adalah kebebasan gw untuk mengeksplore keindahan terumbu karang pulau tidung yang terlihat oleh sinar Matahari dan kebebasan gw memakai set timer untuk melakukan aksi dan gaya foto sendiri.. hahahahahahahahay.. Panjang jembatan dari Pulau Tidung Besar ke Yang Kecil kira-kira 2 KM.. tapi keadaan jembatan cukup mengkhawatirkan karena banyaknya kayu-kayu jembatan yang sudah rusak sehingga akan membuat wisatawan uji mental.. Tapi sekitar 500 meter jembatan menuju ke Pulau Tidung Kecil sudah di Beton tapi nampaknya kealamian Pulau berkurang karena beton tersebut.. Gw melintasi panjangnya jembatan dengan mengeksplore beberapa pantai disekitar jembatan dan tibalah di ujung jembatan yaitu Pulau Tidung Kecil.. Tapi gw ga berani masuk kedalam Pulau Tidung Kecil karena terlihat angker dan gw ditemani beberapa burung gagak pantai yang suaranya persis manusia menggeram.. Beneran!!.. Keadaan Pulau Tidung Kecil dan Jembatan Cinta pada saat itu sangat sepi karena hanya gw yang punya otak agak miring mau eksplore di tengah panasnya Matahari.. hehehehehe..

Sebentar saja gw di Pulau Tidung Kecil karena sepi banget dan angker.. Akhirnya gw memutuskan untuk kembali ke Pulau Tidung Besar sambil sedikit-sedikit mencuri foto di tengah jembatan.. hahahahahahay.. Setelah sampai Bridge Jump, gw bingung mo ngapain karena waktu telah menunjukan pukul 10.30 WIB.. Kemudian bersantailah gw di pendopo yang dibuat di deket pantai.. Melepas daypack dan memakan snack yang diberikan di KM.Kerapu berupa Biskuit coklat dan 3 bungkus Permen serta Aqua gelas (Kalo naik KM.Kerapu mendapatkan akomodasi itu).. Setengah jam gw lalui melepas penat dan bosen juga.. Hasrat ingin secangkir kopi hadir dan memaksa gw mencari warung kopi.. Di wilayah Jemabatan Cinta ada kantin makanan berjejer dari tukang es kelapa sampai otak-otak bahkan tukang pakaian.. Gw menghampiri salah satu tukang es kelapa dan membeli kelapanya yang segar dengan harga Rp 8.000,00 dan segelas kopi hitam dengan harga Rp 3.000,00.. Ngobrol panjang lebar dengan yang punya warung (Mba Nur) dan ternyata itu bukan punya mba nur melainkan punya adiknya mba nur.. Mba Nur hanya membantu disitu dengan 3 anaknya yang ramah-ramah.. Anak yang pertama namanya Rico, yang kedua Ari dan yang terakhir masih TK namanya Zahra.. Mereka menemani gw dalam membunuh waktu.. Selanjutnya gw bertanya ke Mba Nur tentang penginapan yang murah untuk malam ini sajah.. Kemudian Mba Nur memanggil Rico yang kebetulan sedang berada di dalam warung untuk menyuruhnya mencarikan gw penginapan murah dan hasilnya ga ada penginapan yang murah dengan biaya dibawah Rp 75.000,00/malam untuk seorang diri.. Mungkin ada tapi mungkin juga Rico hanya bertanya kepada orang yang dia kenal.. Ga masalah buat gw karena tidur di pendopo yang menghadap ke pantai sajah udah cukup.. Gratis lagi.. hehehehe.. Ga lama gw lagi ngobrol sama Mba Nur, ada anak penjual ketoprak di sebelah warung Mba Nur yang menghampiri gw namanya Ipin.. Dia menawarkan gw istirahat di gubuk belakang warung.. Tapi kata Ipin seadanya soalnya memang tempatnya ga sebagus kalo gw harus sewa Homestay dengan charge Rp 200.000,00/malam hitungan weekday.. Tanpa basa-basi tapi dengan hati ga enak gw tetep menerima gubuk itu karena gw sendiri lelah mau istirahat sebentar disana..

Shalat jum’at pun berlalu dan gw ga shalat.. hehehehe.. *Maafin ilham Ya Allah.. Dan waktu pun menunjukan pukul 13.00 WIB.. Masih dengan cerita Gubuk hebat yang menyelamatkan gw dari penyakit mata a.k.a ngantuk.. Lumayanlah 1 jam gw tidur di bale-bale gubuk yang sepoi-sepoi karena banyaknya fentilasi yang besar-besar.. Di gubuk itu pula gw istirahat dan bercerita melalui milanisti (nama Digicam gw) yang gw bawa.. Tidak lama gw bercerita melalui milanisti, Ipin pun datang ke gubuk itu dan menemani gw ngobrol tentang kehidupan di Pulau Tidung.. Jadi, menurut Ipin Pulau Tidung itu berbentuk panjang dan ada 2 tempat yang menjadi prioritas wisatawan mengunjunginya.. Yang pertama adalah Tidung Timur yang dari tadi gw Jelajahi dan biasa orang disana menyebutnya “Anjungan” atau “Jembatan Cinta”.. Di Tidung Timur ini memang sudah mengalami banyak perubahan dan dikelola oleh Pemerintah DKI Jakarta sehingga wisatawan pun dapat disuguhi berbagai macam hiburan ataupun olahraga air seperti Snorkling, Banana Boat atau Bridge Jumping.. Sedangkan yang kedua adalah Tidung Barat dengan Pantainya yang masih sepi, tenang dan biasa menjadi perburuan sunset.. Tapi masih dikelola oleh pihak swasta kalo cerita menurut Ipin.. Sedangkan untuk Pantai Utara dan Pantai Selatan Pulau Tidung banyak dihuni oleh perumahan yang disebut kampung oleh masyarakat sekitar sehingga untuk menikmati 2 pantai tersebut kita hanya bisa melihatnya sajah.. Pulau Tidung itu bentuknya panjang kalo yang gw searching.. Dan kenyataannya memang seperti itu karena pada pukul 15.00 WIB gw niat mau ke Pantai Barat dan menitipkan daypack gw di warung Mba Nur..

Sepeda yang gw parkir di area parkir sepeda Jembatan Cinta menjadi alat transportasi gw ke Pantai Barat.. Dengan membawa milanisti dan small bag serta membayar parkir sepeda sebesar Rp 2.000,00/sekali parkir, gw gowess santai sambil menikmati tuh sepeda menuju kearah Barat dengan arah jalan ke dermaga dan lurus terus sajah melewati berbagai macam RT, RW, Kampung, Jalanan Tanah, Jalan ConBlock, Kampung Lagi (Disini gw bertanya lagi pada Ibu-Ibu yang gw temui, dimana Pantai Barat itu ? dan kata Ibu itu gw disuruh jalan lurus lagi aja).. Ketemulah Jalan Tanah Lagi dengan Alang-Alang, disitu gw berhenti menggowes dengan keringat yang cukup membuat lemak terbakar.. Sejenak gw abadikan pemandangan alang-alang tersebut dan bertanya pada milanisti dimana letak pantai itu ?? (milanisti pun tidak menjawab karena dia hanya sebuah digicam).. Akhirnya gw lanjutkan perjalanan karena rasa penasaran gw yang besar dan gw temui lapangan dibalik alang-alang serta pemandangan pantai yang cukup kecil tapi indah dan tenang.. Pertanyaannya disinikah Pantai Barat itu ??.. Kemudian gw bertanya kepada satu-satunya warung di Pantai itu.. Dan BINGO gw mendapatkan pantai itu.. Sekilas dalam pikiran gw, benar kata Ipin bahwa pantai ini sepi dan tenang sekali airnya dan benar-benar spot bagus untuk memburu sunset..

Sejenak gw melepas kelelahan dan bersantai menikmati indahnya pantai yang tenang dan ga berisik seperti di Pantai Timur.. Estimasi perjalanan dari Timur ke Barat kira-kira 5 KM.. Selanjutnya saatnya untuk milanisti bekerja dengan set timer, gw bergaya didepan pantai yang tenang itu, mengeksplore pantai itu.. Dan waktupun telah menunjukan pukul 16.00 WIB.. Saatnya gw kembali ke Timur karena daypack gw ada disana.. Tak disangka perjalanan ke Timur jauh lebih cepat.. hahahahahay (suggest aja!!).. Dan lagi lagi gw harus membunuh waktu setelah sampai ketempat parkir sepeda Anjungan atau Jembatan Cinta.. Dengan cuek gw ajak ngobrol sajah orang-orang yang jaga parkiran.. Disitu gw kenal Jos, Babeh dan 2 kawan lainnya gw lupa namanya.. Banyak yang menanyakan gw mau tidur dimana malam ini dan banyak juga jawaban gw yang sama yaitu “Dimana ajalah mas/beh/bu”.. Banyak juga yang menawarkan penginapan dengan harga Rp 200.000,00/malam dan banyak juga jawaban gw untuk pertanyaan itu adalah “Besok aja pak sama kawan-kawan biar lebih murah patungannya”.. Karena menurut gw, gubuk yang ditawarkan Ipin cukup buat gw bermalam.. Oia sebelumnya gw bbm’an dan sms’an sama Ibnu dan Ichank kalo mereka besok mau ke Tidung juga Backpack.. Akhirnya mereka menyusul juga..

Hari semakin larut dan sunset pun ga keliatan kalo dari Pantai Timur.. Malam sabtu di Pulau Tidung ga terlalu rame karena kebanyakan wisatawan datang pada hari sabtu dan pulang hari minggu.. Jadi mereka hanya semalem disini.. Gw kembali berjalan kearah warung Mba Nur dengan memesan kembali secangkir kopi dan memesan Mie Ayam di warungnya Ipin (di Warung Ipin menjual ketoprak, Mie Ayam dan Bakso).. Dengan harga Rp 10.000,00/mangkok Mie Ayam, Alhamdulillah gw kenyang dilanjut segelas kopi bikinan Mba Nur.. Kembali mengobrol dan bercengkrama tentang kehidupan Mba Nur (kebetulan Mba Nur orangnya seneng ngobrol).. Dari pukul 18.00 WIB sampai pukul 22.00 WIB gw ditemani Mba Nur dengan cerita kehidupan Mba Nur yang bisa suatu saat gw jadikan Film.. hehehehe tapi asli ceritanya sangat menarik dan menyentuh tentang seorang wanita yang keras berjuang menghidupi 3 anaknya dari warung kakaknya dan suaminya yang sering mengecewakannya.. Menariklah pokoknya.. Tapi permasalahan sesungguhnya adalah batterai BB gw abis dan benar-benar mati total.. Gw ga bisa charge BB di semua warung karena keadaan listrik mereka pun yang lemah sering mati beberapa kali.. Bahkan gw ga bisa menghitung berapa kali mati dan gelapnya warung Mba Nur dan warung sekitarnya pada saat gw Ngobrol dari jam 18.00 WIB sampai jam 22.00 WIB.. Alasan Mba Nur katanya memang setiap hari seperti ini mungkin karena lemahnya watt untuk rame-rame semua warung.. Waduh coba bayangin ketika anda berada pada situasi ini.. Pada saat Ari dan Zahra ingin belajar atau mengerjakan PR nya dan lampu tidak bersahabat.. Tapi kata Mba Nur, mereka sudah pasang Token (Listrik Pulsa) namun belum aktif sampai saat itu.. Insyallah hari ini saat gw menuliskan cerita mereka di Blog BPI ini, Token listrik mereka sudah aktif..

Cerita hari pertama ini memang paling panjang dibanding cerita 2 hari kedepannya nanti.. Setelah pukul 22.00 WIB dan gw merasa Mba Nur butuh istirahat, akhirnya gw menyudahi obrolan kita dengan bilang mau ke Mushallah yang berada disebelah gubuk itu.. Mba Nur dengan baiknya mengambilkan daypack gw dan menyuruh gw untuk istirahat di Mushallah sajah karena di Gubuk gelap ga ada lampu dan menyeramkan.. Setelah gw lihat tuh gubuk memang benarsangat gelap dan menyeramkan dan akhirnya gw memutuskan tidur di Mushallah sajah dengan lampu remang-remangnya.. Gw salin di Mushallah karena pakaian yang gw kenakan sudah sangat lengket dan ganti celana juga serta rebahan di Mushallah.. Pukul 23.00 WIB mata gw ga bisa terpenjam karena ada sajah pikiran jelek yang masuk mengenai dunia ghaib.. Hadeh!!.. Selanjutnya gw memutuskan untuk jalan-jalan sajah diarea pantai dan tidur di pendopo depan pantai..

Kembali gw melangkah didepan warung-warung di pantai timur yang berjejer.. Melihat warung Mba Nur yang sudah tutup dan gelap.. Tapi ada 1 warung yang buka dan membuat gw bisa singgah sebentar disana sampai tuh warung tutup.. Kembali lagi gw memesan 1 gelas kopi hitam dengan ditemani sebungkus rokok Marlboro Putih yang gw beli seharga Rp 15.000,00 (harga wajar daerah pariwisata).. Ngobrollah gw dengan pemilik warung yang namanya Mas.Pur.. Ngobrol tentang perjalanan gw dan ngobrol tentang banyak hal sampai datang 4 orang wisatawan lokal duduk sebelah meja gw.. 4 orang itu terdiri 3 cowok dan 1 cewek dengan dandanan yang agak berlebihan.. Mereka memesan nasi goreng kepada Mas.Pur tapi terlihat si cewek gayanya sok asik yang ternyata menurut keterangan Mas.Pur, tuh cewek adalah Guide Pulau Tidung yang disewa oleh 3 orang cowok tersebut..

Lagi asik gw ngobrol sama Mas.Pur dan 4 orang itu sedang berbincang serunya, munculah 1 orang laki-laki yang melabrak tuh cewek.. Oia untuk hal ini ga akan gw ceritakan detail karena menyangkut privasi orang lain.. Gw sebagai wisatawan pun hanya melihat laki-laki tersebut melabrak tuh guide dengan 3 cowok tersebut.. Keadaanpun makin tegang dan suasana pun makin seru.. Gw hanya diem dan melihat kejadian itu.. Permasalahanpun makin panjang sampai tuh guide dan 3 orang cowok pergi dari warung Mas.Pur yang kemudian tuh laki-laki mungkin ingin curhat dengan gw dan Mas.Pur untuk jadi pendengar yang baik tentang masalah mereka.. Sedang melampiaskan dan cerita panjang lebar datanglah 1 orang laki-laki yang merupakan sepupunya laki-laki yang sedang emosi tersebut.. Cerita pun makin panjang sampai menunjukan pukul 02.00 WIB yang artinya Mas.Pur harus menutup warungnya.. Obrolan pun beralih ke gw sebagai orang yang tidak punya tempat dan tujuan selanjutnya.. Laki-laki tersebut menawarkan rumahnya yang bisa gw tempatin untuk malam ini.. Tapi gw tolak karena niat gw ga mau menyusahkan orang lain.. Tapi serius banyak yang maksa terutama laki-laki yang sedang emosi tersebut.. Dia memaksa gw dengan membawa daypack gw ke motornya yang diparkir didepan warung Mas.Pur.. Yaudahlah gw terima ajakannya dan meninggalkan sepeda di parkiran Pantai Timur.. Parkiran sepeda Pantai Timur cukup aman karena Jos dan babeh tidurnya di Pos parkiran..

Perjalanan kerumah tuh laki-laki yang emosi pun akhirnya tiba dan sepanjang perjalanan dia cerita terus tentang masalahnya.. Ya jadi gw ambil kesimpulan bahwa dia ingin ada orang yang bisa mendengarkan masalahnya dengan baik.. Setelah sampai rumah laki-laki tersebut ternyata cukup nyaman dengan kamar yang ada AC nya gw dipersilahkan tidur dan mengisi baterai Hp yang mati dari tadi.. Alhamdulillah akhirnya malam ini gw bisa tidur nyaman tanpa dipungut biaya karena menjadi pendengar yang baik.. Mata gw mulai mengantuk setelah proses panjang hari pertama di Pulau ini.. Banyak cerita yang gw alami di hari ini membuat gw terlelap dalam tidur..

Sadar-sadar pukul 08.00 WIB dan laki-laki tersebut sedang sibuk di bengkelnya (rumahnya disebelah bengkelnya sendiri).. Dan gw melanjutkan untuk mandi dirumah itu kemudian gw lanjutkan dengan merapikan daypack gw sambil menunggu 2 kawan gw (Ibnu dan Ichank) yang katanya sedang dalam perjalanan ke Pulau ini.. Selesai gw membereskan daypack, laki-laki itu menyuguhkan gw segelas kopi susu dan melanjutkan obrolan-obrolannya lagi dari masalahnya dia sampai cerita tentang kawan gw yang sedang dalam perjalanan.. Sampai akhirnya pukul 09.00 WIB, 2 kawan gw sampai dermaga dan gw jemput.. Tapi sebelumnya, gw pamit dan ucakan terimakasih yang ga tau sebanyak apa sama laki-laki itu karena udah menggratiskan semuanya dari kamar tidur ber-AC, numpang mandi, dan segelas kopi pagi hari..

Selanjutnya adalah dermaga untuk jemput Ibnu dan Ichank.. Oia rumah laki-laki itu dekat dengan dermaga hanya sekitar 1 km jalan kaki.. Jadi gw ga sulit kesana karena mengingat sepeda gw yang gw tinggal di Anjungan.. Hanya menunggu sebentar di dermaga kemudian gw melihat Ibnu dan Ichank.. Suasana di dermaga saat itu sangat ramai karena kapal nelayan dari dermaga pelelangan ikan yang mereka gunakan bisa menampung sampai ratusan orang, sangat berbeda dengan kapasitas KM.Kerapu yang gw gunakan di dermaga Kali Adem.. Harga ke-2 kapal sama-sama Rp 33.000,00/orang.. Jadi buat gw cukup nyaman naik KM.Kerapu yang cepat.. Namun gw ingin merasakan naik kapal nelayan tersebut pasti seru lesehan dan kenal banyak rombongan..

Setibanya mereka, kami ditawari penginapan yang murah pada awalnya sama sepupunya laki-laki yang rumahnya gw tumpangi malam itu, Dia memang sedang menarik bentor untuk para wisatawan yang baru tiba.. Dia juga menawari kami untuk sewa homestay dengan harga Rp 150.000,00/malam.. Tanpa berpikir kembali, kami ambil kesempatan itu namun kami merasa ditipu ketika kami tiba di homestay yang dekat dengan dermaga.. Setelah sampai di homestay ternyata harganya Rp 250.000,00/malam.. Gw mencoba klarifikasi tapi kata Dia kalo gw salah dengar.. Hadeh repot urusannya.. Si Ichank pun mendengar penawaran Dia yang Rp 150.000,00/malam tapi yaudahlah Ichank dan Ibnu pun sudah lelah dan ingin istirahat.. Maka kami tetap menggunakan homestay tersebut dengan biaya dibagi 3 orang.. Istirahat sejenak kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Anjungan denga jalan kaki.. Jarak yang ditempuh dari Homestay kami ke Anjungan cukup jauh sekita 2 km.. Tapi kami lebih menikmatinya.. Oia si Ibnu dan Ichank menyewa sepeda juga tapi hanya 1 sepeda yang ada boncengannya.. Karena gw sudah menyewa sepeda yang gw tinggal di Anjunga, maka gw hanya memperpanjang sepeda sajah.. Kami berjalan ke arah Anjungan, si Ichank naik sepeda yang baru di sewa sedangak gw jalan kaki ditemani Ibnu..

Setibanya di Anjungan, gw kenalkan Ibnu dan Ichank ke Mba.Nur, Mas.Pur, Ipin, dll yang gw kenal sebelumnya.. Kami nikmati Pantai Timur sampai kedalam pulau Tidung Kecil yang pada awalnya gw ga punya keberanian untuk menjelajahnya.. Tapi pada akhirnya gw bisa sampai juga ke wilayah tersebut dan bertemu dengan Spongebob yang sedang berdiri di pantainya.. Hahahahay ini serius ada spongebob di pantai tersebut bahkan sempat gw poto bareng (Entah darimana tuh Spongebob)..

Pantai di Tidung Kecil masih relatif sepi karena memang tidak ada penduduknya hanya ada kantor pertanian yang sudah lama kosong.. Lama kami eksplore perjalanan dari Tidung Besar ke Tidung Kecil melewati Jembatan Cinta.. Oia kami jadi ber-4 waktu menjelajah Pulau Tidung Kecil karean bertemu 1 orang wisatawan yang sedang mencari teman untuk ke Tidung Kecil.. Karena wisatawan tersebut tidak mengikuti acara yang dibuat oleh travelnya..

Hari kedua tidak terlalu banyak cerita buat diri gw sendiri karena spot terakhir yang belum gw kunjungi akhirnya sudah gw singgahi yaitu dalamnya Tidung Kecil.. Selanjutnya kami bertiga ke Pantai Barat dan kembali lagi ke Anjungan sampai akhirnya pukul 18.00 WIB kami istirahat di homestay dan ketiduran sampai pagi di hari ketiga gw.. Hari ketiga ga terlalu banyak cerita juga karena waktu yang kami punya hanya sampai siang hari sebelum kapal pada pukul 13.00 WIB mengantarkan kami ke Dermaga Angke.. Eksplore di hari ketiga hanya dipusatkan pada Anjunga, kami berenang dipantainya yang jernih dengan pemandangan laut lepas.. itu terlihat seperti kolam renang raksasa.. hahahahay.. Setelah kami berenang, kami makan di warungnya Ipin yang sekaligus pamit karena sudah pukul 10.00 WIB dan kami harus bersih-bersih serta packing.. Setelah sampai di homestay setelah berenang-renang, kami bersih-bersih dan packing serta langsung menuju dermaga pada pukul 12.00 WIB.. Kami pun bingung mau naik kapal yang mana karena KM.Kerapu sudah habis dipesan dan tinggal Kapal Nelayan yang bisa menampung banyak orang tapi masalahnya perebutan tiket KM.Nelayan dilakukan oleh para calo sampai akhirnya gw menelepon orang yang menawari kami homestay untuk mencarikan tiket.. Dia pun datang dan beradu sama calo yang lain untuk mendapatkan 3 tiket kapal nelayan yang akan kami tumpangi ke Dermaga Pelengan Ikan di Muara Angke dengan harga Rp 33.000,00/orang.. Dalam pikiran gw pada saat itu akhirnya gw bisa merasakan kenikmatan jadi penumpang Kapal Nelayan yang besar itu..

Perjalanan di Kapal Nelayan pun dimulai pada pukul 13.00 WIB, ternyata seru juga bisa lesehan dan tiduran tapi banyak orang jadi harus gantian tidurannya.. Namun lebih lama perjalanannya dari KM.Kerapu yang hanya 1 jam.. Kami Tiba di Dermaga Pelengan Ikan pukul 14.30 WIB, jadi kami menghabiskan waktu di Kapal dalam perjalanannya sekitar 2,5 jam.. hahahahahay cukup membosankan juga.. Sesampainya di dermaga pelelangan ikan, kami melanjutkan perjalanan ke Terminal Grogol dengan angkot B01 dan makan di warteg di terminal sebesar Rp 8.000,00 untuk piring gw aja yang isinya nasi, ikan dan orek.. Setelah kami kenyang makan, kami mencari Bis AC29 Merah yang menuju Terminal Bekasi tapi kami tidak dapat Bis tersebut.. Dan akhirnya kami naik Bis AC29 Putih jurusan Kalideras-Bekasi yang lewat Grogol.. Dalam perjalanan ke Bekasi, kami cukup kelelahan karena harus berdiri lama sekitar 2 jam.. Alasannya ga dapet seat.. hehehe penuh banget dan sang kondektur masih juga memaksakan penumpang naik..

Sesampainya di Bekasi, gw turun di pintu Tol Barat karena Bis AC29 Putih keluar Tol Barat bukan di Tol Timur Bekasi.. Jadi ya gw turun di Pintu Tol Barat dan melanjutkan dengan Angkot 31A yang langsung turun didepan gang rumah gw.. Sengaja gw ga minta jemput bokap di Terminal Bekasi dan lebih memilih turun di Pintu Tol Barat karena ada Angkot yang langsung ke daerah rumah gw serta cuaca sedang hujan.. Kasihan kalo bokap jemput naik motor dan hujan-hujanan.. hehehe.. Okech sekian cerita gw mengeksplore Pulau Tidung untuk kunjungan pertama gw kesana padahal jaraknya ga terlalu jauh dari Bekasi.. hahahahahay.. Yaudahlah.. Oia sebenarnya nich cerita udah gw tulis dari seminngu setelah gw balik dari Tidung tapi karena rasa malasnya gw untuk memulai cerita membuat cerita Tidung ini baru terbit.. hehehe..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar