EXPLORE TIDUNG ISLAND 2012
(try eksplore my journey for the first time)
Tidak
banyak yang gw persiapkan ke Tidung Island.. Mungkin yang perlu gw
ceritakan awal mula niat gw mau kesana.. Ga banyak yang tau kenapa gw
punya niat kesana.. Karena gw ketagihan atau bahasa psikolognya
syndrome or addict terhadap perjalanan.. Setelah sampai kembali dari
cerita Petualangan Dewata 2012.. Gw punya keinginan besar ingin
melangkah kembali.. Dari motivasi itu muncul lah sesosok makhluk besar
yang biasa disebut “NIAT”.. Mulailah gw searching data dan informasi
yang bisa menjadi tujuan selanjutnya.. Bukan tujuan tapi perjalanan..
Yang akhirnya jatuh pada Tidung Island dengan pesona keindahan laut dan
pantainya (*Menurut beberapa pengelola jasa travel ke Pulau Tidung)..
Tapi gw ga mau melalui travel karena gw ga bisa terikat pada peraturan
yang terjadwalkan.. Belum lagi masalah biaya travel yang menurut gw
cukup mahal.. Itu hanya opini gw.. Mungkin berbeda dengan opini anda..
Banyak
data dan Informasi yang gw dapatkan.. Serincinya gw mencari tahapan
perjalanan mengingat gw belum pernah sama sekali melakukan perjalanan
kesana.. Sejalannya waktu dan kebiasaan gw nongkrong (kumpul red.)
bersama Ibnu dan Ichank dirumah Dhika setiap malam minggu.. Dan
ternyata Ichank pun punya keinginan melakukan perjalanan kembali.. Yang
kebetulan lagi Ichank penasaran juga mau ke Tidung Island.. Dari situ
gw mulai memasuki sedikit demi sedikit keinginan gw juga.. Akhirnya
tersusunlah jadwal perjalanan gw, Ibnu dan Ichank pada tanggal 05 Mei –
06 Mei 2012 tepatnya hari sabtu dan minggu karena hanya 2 hari itu
Ibnu dan Ichank libur kerja.. Persiapan pun kami lakukan dari mulai
mencari harga-harga sampai mencari keadaan dan situasi di Tidung
Island.. Sejalan dengan persiapan tersebut banyak kendala yang hadir
dan menghambat pelaksanaan nantinya.. Ceritanya begini, pada awalanya
yang mau melakukan perjalanan adalah Gw, Ibnu dan Ichank tapi jadi
ber-5 karena ceweknya Ichank (Cegal) juga mau ikut dan kawan gw yang
lain juga mau ikut (Anggun), maka kami menyusun rencana yang matang
mengingat perjalanan kami bukan menggunakan jasa travel tapi
backpacker..
Cegal lebih exited melakukan browsing,
searching dan telepon sana-sini.. Akhirnya sampai pada titik
permasalahan si Ichank menginformasikan 2 kawan gw yang lain juga mau
ikut (Adhie dan pacarnya).. Naiklah jumlah Booking seatnya menjadi
ber-7.. Karena menurut gw 7 orang sudah terlalu banyak jika harus
dikoordinir maka gw putuskan dan gw share untuk menggunakan jasa
travel.. Pikiran gw pada saat itu, jika kita menggunakan travel akan
lebih efektif dan efisien karena jasa travel yang ada di internet
mayoritas harga perorangnya akan lebih murah jika peserta yang ikut
lebih banyak dan kegiatan kami disana pun akan lebih terasa
menyenangkan.. Maka gw memutuskan pula mengajak banyak kawan lainnya
(Bogie).. Ternyata Bogie booking seat untuk 4 orang (Bogie, Lelly, Dita
dan Billy).. Total yang ikut menjadi 11 orang.. Dan si Cegal pun
mengajak 4 kawannya yang belum kami kenal dan total menjadi 15 orang..
Masalahnya belum sampai disini karena pemicunya ada pada kemunduran
Adhie beserta pacarnya dan kepasifan Ichank dalam mengkomunikasikan
seminggu menjelang hari pelaksanaannya..
Kemunduran Adhie
juga diikuti kemunduran 4 kawannya Cegal.. Dan makin sedikit pula yang
ikut.. Dan biaya travel pun akan semakin mahal.. Total yang ikut
menjadi 9 orang yang ternyata Lelly dan Dita pun mundur, akhirnya
menjadi 7 orang yang ikut, lagi lagi Anggun ga dapat izin dari orang
tuanya yang akhirnya menjadi 6 orang.. Buat gw ga masalah yang jadi
masalah ketika kepasifan Ichank karena Cegal juga harus mundur karena
alasannya.. Jadi sisa 5 orang.. Dan 5 orang ini harusnya jadi berangkat
tapi karena kelakuan Ichank yang menurut gw pada saat itu sangat tidak
jelas dan mengatakan mundur akhirnya Abie dan Billy juga ikut mundur..
Perset*nlah tinggal Gw dan Ibnu.. (catatan : Jasa travel belum kami
gunakan).. Selanjutnya gw menanyakan hal ini ke Ibnu mengenai
keputusannya ikut atau ga.. Sedangkan gw sudah memutuskan untuk tetap
melakukan perjalanan walaupun sendiri.. Bukan karena marah ataupun emosi
tapi ini sudah menjadi ambisi yang meresap sampai kedalam tulang..
Alias mencoba keluar dari zona aman hidup gw..
Gw sudah
tau jawaban Ibnu pasti ngambang karena keputusan dia tergantung dari
pergerakan Ichank.. Biarkanlah.. Akhirnya gw hanya fokus pada
perjalanan gw sendiri.. Beberapa informasi dan data yang telah gw
dapatkan gw simpan didalam note handphone agar lebih mudah melihatnya..
Tapi satu hal yang bisa menghambat perjalanan gw yaitu MENTAL.. Karena
baru kali ini gw melewati batas pengalaman gw dan keluar dari zona
aman diri gw sendiri.. Banyak yang menghantui seperti keterlambatan
kapal penyebrangan, perjalanan dari Bekasi ke Muara Angke naik apa, dan
lain-lainlah.. Yang paling mengkhawatirkan kalo gw ga punya gambar
atau picture dari setiap tahapan yang gw lalui.. Tapi Alhamdulillah
Allah memberikan gw otak dan mulut beserta suaranya yang akhirnya
mematahkan seluruh hantu-hantu yang menghantui pikiran gw.. Dan gw juga
bisa lebih bebas bergerak karena gw melakukan perjalanan dengan
istilah “SOLO BACKPACKER”.. Hal pertama dalam hidup gw dan ini pula
yang dinamakan keluar dari zona aman diri sendiri.. Ini juga yang akan
gw tanggung sendiri jika terjadi masalah dalam perjalanan alias tidak
merugikan kawan-kawan yang ikut karena gw melakukan perjalanan
sendiri.. Perjalanan gw lakukan lebih cepat 1 hari dari persiapan
sebelumnya yaitu pada tanggal 04 Mei 2012 hari Jum’at..
Fokus
hari pelaksanaan tinggal 1 hari lagi.. Tepat hari kamis gw berusaha
menenangkan diri sendiri.. Berlagak sok cuek dikantor padahal rasa
takut melakukan perjalanan yang belum pernah gw ketahui medannya
sendiri.. Hari itu si Ichank dan Ibnu juga katanya mau ke Tidung Island
hari sabtunya namun gw berangkat pada hari jum’at dan yang
mengetahuinya hanya Ibnu.. Menjelang malam, gw menyantaikan badan agar
rasa takut ini sirna.. Dan gw tidur jauh lebih cepat dari hari biasanya
pukul 22.00 WIB karena perjalanan yang akan gw lakukan pukul 04.00
WIB..
Hari Jum’at tanggal 04 Mei 2012 gw bangun pagi jam
03.30 WIB.. Dan itu ga seperti biasanya.. hahahahahay bisa bangun jam 7
atau jam 8 siang.. Setelah mandi dan siap-siap gw melakukan perjalan
ke Terminal Bekasi diantar Bokap gw lagi menggunakan si Merah (Motor)..
Sampai di Terminal Bekasi sekitar pukul 04.15 WIB.. Gw mencari warung
kopi didekat keberangkatan Bis Mayasari Bhakti ke Terminal Grogol
dengan tujuan gw bisa ngobrol sama para supir untuk mengetahui jelas
Bis yang akan gw gunakan.. Akhirnya ada salah satu diantara supir Bis
yang baik hati menujukan Bis menuju Terminal Grogol dengan nomor AC29
Merah.. Bisnya warna Biru tapi Tulisan AC29 nya Merah maka orang
terminal menyebutnya AC29 Merah.. Awalnya gw mencari AC26 tapi ternyata
AC26 belum ada di Terminal.. Akhirnya gw putuskan naik AC29 Merah
jurusan Grogol di keberangkatan pertamanya pukul 04.30WIB.. Gw
penumpang pertama bis tersebut dan gw duduk di paling depan sebelah
pintu masuk penumpang.. Posisi yang enak menurut gw karena menghadap
jalan dan luas buat kaki selonjoran.. Pagi itu gw ga bisa tidur karena
banyak yang gw amati dari setiap penumpang bis tersebut.. Bis pun
berjalan sangat pelan, menyisiri pinggir jalan untuk mencari penumpang
sampai memasuki area Tol Timur Bekasi.. Perjuangan sang supir dan
kondekturnya pun ga sia-sia karena Bis mulai padat tapi ga ada yang
berdiri (terlihat dari spion tengah).. Alhamdulillah gw merupakan
penumpang pertama, jadi bisa pilih tempat duduk yang posisinya nyaman..
Hihihihi..
Salah satu penumpang yang gw pikirkan adalah
seorang siswi berjilbab yang sekolahnya didaerah Mal Citraland (dugaan
gw soalnya dia turun disitu).. Berarti dia harus bangun pagi untuk
mengejar Bis keberangkatan pertama demi bisa masuk sekolah.. Sungguh
perjuangan untuk mendapatkan ilmu.. Belum lagi seorang Ibu yang duduk
disebelah gw tertidur dan kepalanya bersandar di bahu gw.. Subhanallah
mencari duit itu butuh perjuangan juga buat keluarga dan
tanggungjawab.. Masih banyak lagi cerita di Bis Mayasari Bhakti..
Ditengah perjalanan via Tol ke Grogol sang kondektur keliling bangku
untuk memalak penumpang dengan tarif Rp 6.500,00 (Terlihat dari
kembalian gw sebesar Rp 3.500,00 dari Rp 10.000,00 yang gw kasih).. Wah
ternyata lebih murah Rp 500,00 dari data yang gw dapatkan Rp 7.000,00
di Internet..
Dalam benak dan pikiran gw bahwa Terminal
Grogol tuh terminal yang besar dan gw mulai bingung ketika Bis memasuki
terminal kecil dan hanya gw yang tersisa karena penumpang yang lain
kebanyakan turun dijalan bukan di terminalnya.. Kebingungan pun melanda
kembali dan akhirnya gw putuskan untuk turun karena taruhannya kalo gw
tetep naik bis itu gw akan kembali ke Bekasi atau gw akan sampai ke
Terminal Grogol yang besar dalam pikiran gw.. Tapi Alhamdulillah gw
melihat angkot KWK B01 yang akan gw naiki selanjutnya ke Muara Angke
dan gw langsung turun dari Bis.. Setelah turun dari bis hal pertama
yang gw lakukan adalah mencari toilet umum karena lumayanlah udah
kebelet buang air kecil.. Toliet umum yang gw kunjungi ga terlalu jauh
dari gw turun bis AC29 Merah.. Selanjutnya setelah membuang racun yang
tersimpan, gw celingak celinguk di sekitar terminal pukul 06.00 WIB..
Oia perjalanan dari Bekasi-Grogol lumayan lama karena penyisiran bis
mencari penumpang dari Teminal Bekasi sampai Pintu Tol Timur Bekasi..
Kira-kira 1 jam kurang penyisiran dilakukan.. hahahahahay..
Keluar
dari toilet dan celingak celinguk cari angkot B01 yang tadi ternyata
udah ga ada.. Dengan tenangnya gw menghampiri salah satu toko makanan
cemilan di Terminal itu dan menanyakan “Maaf Pak, ini terminal Grogol
ya ??”.. Beliau pun menjawab “Iya mas..” Lalu saya bertanya lagi
“Angkot B01 yang mana pak ??”.. Kata sang bapak “Kayak angkot itu
(menunjuk angkot jurusan lain berwarna merah) tapi nomornya B01”..
Padahal gw udah liat sebelumnya tapi hanya ingin memastikan jenis
angkotnya saja.. Akhirnya gw mendapatkan petunjuk yang berharga dan gw
mengucapkan terima kasih pada sang bapak.. Selanjutnya gw menunggu
angkot B01 di pintu keluarnya angkot-angkot dan bis karena menurut gw,
kalo gw menunggu di pintu keluar pasti langsung jalan dan ga ngetem di
terminal karena waktu sudah menunjukan pukul 06.10 WIB dan gw takut
ketinggalan kapal penyebrangan.. Takut sich sebenernya ga tapi paling ga
gw usaha mengejar tuh kapal, kalaupun telat yaudah gapapa paling gw
menunggu yang jam 1 siang soalnya perjalanan ini gw lakukan sendiri dan
gw menanggung semua resiko sendiri.. Jadi ga perlu banyak kepala untuk
mengomentarinya.. hehehehehe..
Akhirnya angkot B01 pun
datang pukul 06.15 WIB dengan warna mobil Merah dan tulisan
“Grogol-M.Angke”.. Ga pikir panjang gw segera naik dan duduk di
belakang Pak.Supir.. Karena gw sendirian di angkot, gw ajak ngobrol
saja sang supinya.. bertanya-tanya tentang Muara Angke.. Katanya kalo
setiap hari sabtu pasti banyak yang naik bahkan sering yang nyarter
mobilnya sampai depan pelabuhan.. Ternyata selama perjalanan supir gw
ini memang Ng’rock abis.. Soalnya dia ngambil penumpang ga ngetem jadi
membuat angkot B01 yang lain geram dan maki-maki supir gw.. Dengan
cueknya supir gw melanjutkan perjalanan sambil nyuri penumpang yang
relatif ga suka sama angkot yang ngetem.. Kalo dari data yang gw dapat
perjalanan dari Grogol – M. Angke hanya membutuhkan waktu 20 menit tapi
kenapa angkot gw 40 menit sehingga gw sampe Muara Angke pukul 06.55
WIB.. Entah apa yang menyebabkan perjalanan yang nyata tidak sesuai data
yang gw cari.. Biarkanlah intinya gw sudah tiba di Muara Angke dan
sang supir menyuruh gw naik ojek sepeda untuk menuju Pelabuhan Kapal
untuk menyebrang.. Padahal gw ga mau naik ojek sepeda.. Tapi karena
udah dipanggil sama si supir ya terpaksa gw naiki.. Tarif Angkot B01 Rp
5.000,00 dan ojek sepeda Rp. 5.000,00 sampai dalam Pelabuhan Muara
Angke pukul 07.00 WIB yang akhirnya gw tau itu namanya Pelabuhan Kali
Adem sedangkan Pelabuhan yang gw cari di Internet itu adalah Pelabuhan
Pelelangan Ikan kata sang Bapak Ojek Sepeda sambil jalan mengantar gw
ke Pelabuhan Kali Adem..
Sampailah gw ke Pelabuhan Kali
Adem dan Pelabuhannya sangat bersih.. Ga pikir panjang gw cari loket
pembelian tiket.. Ternyata banyak juga yang sudah mengantri.. Gw tanya
sama orang yang mengantri didepan gw “Maaf mba, kalo ke Tidung ngantri
disini atau disana (Ada 2 antrian loket)”.. Kata si Mba “Disini mas”..
Dan gw mengucapkan terima kasih dengan tetap berusaha senyum.. Antrian
sudah menunjukan 4 orang lagi dan gw makin panik karena petugas
pelabuhan berkata “KM.Kerapu Ke Pulau Tidung sisa 1 seat lagi”.. Waduh
bahaya ini kalo sampai 4 orang didepan gw salah satu memesan ke Pulau
Tidung.. Tapi gw agak sedikit tenang karena 4 orang didepan gw itu 1
kelompok (soalnya terlihat akur bercanda).. Dan benar ternyata 4 orang
didepan gw tujuannya buka ke Pulau Tidung tapi Ke Pulau Kelapa..
Alhamdulillah.. Biaya yang gw keluarkan untuk KM.Kerapu sebesar Rp
33.000,00/seat..
Setelah gw mendapatkan tiket KM.Kerapu
untuk seat terakhir.. Gw kembali celingak celinguk mencari tempat
menunggu keberangkatan.. Melihat banyak orang berkumpul disebelah kanan
setelah keluar dari antrian loket.. Gw berjalan kesana dan
melihat-lihat banyak kumpulan ataupun komunitas anak muda yang
berangkat bersama-sama.. Hanya gw doank yang sendirian.. hahahahahahay
gapapalah toh banyak juga yang sendiri tapi Bapak-bapak.. Gw
menghampiri salah satu bapak yang duduk sendirian sambil merokok dan
ngobrol tentang tujuan gw ke Tidung.. Oia jangan pernah malu
menceritakan ketidaktahuan kita karena akan banyak yang membantu
daripada jaim atau malu tapi tetap dengan etika penuh keramahan dan
senyuman.. Seperti yang gw tanyakan bagaimana cara naik kapal kalo
tiketnya sudah ditangan dan kapal mana yang harus gw naiki.. Berhubung
gw baru pertama kali juga naik kapal motor dan menyebrang laut jadi
semua awam buat gw.. hehehehehe.. Gw menanyakan itu kepada Bapak yang
sedang duduk sendiri dan terlihat juga sebagai penumpang karena membawa
daypack.. Si Bapak memberitahu dengan simplenya “Nanti juga di
Informasikan sesuai namanya mas”.. Dan kata gw “Oh gitu pak..
hehehehe”.. Tetap terlihat bodoh kayaknya gw.. hahahahahahay.. Tapi itu
jadi pengalaman dan ilmu buat gw.. hihihihihi.. Akhirnya kita ngobrol
banyak dan ternyata tujuan Bapak ke Pulau Kelapa yang artinya KM.Kerapu
kita berbeda..
Waktu telah menunjukan pukul 07.30 WIB
dan petugas pelabuhan seorang wanita berdiri di jalur untuk 4 KM.Kerapu
yang akan penumpang naiki dengan memegang Toak ditangannya dan catatan
yang nama yang sudah membeli tiket.. (catatan : Ketika membeli tiket
di Pelabuhan Kali Adem, Kita akan ditanya namanya dan dicatat di form
yang dipegang petugas).. Satu demi satu penumpang menaiki KM.Kerapu
sesuai dengan nama yang dipanggil oleh petugas pelabuhan.. Satu demi
satu pula KM.Kerapu meluncur di laut lepas.. Dan tinggal 1 KM.Kerapu
yang tersisa yaitu yang ke Pulau Tidung.. Satu per satu kembali
penumpang disebut dan menaiki KM.Kerapu dan gw penumpang terakhir dengan
nomor urut 20 yang duduknya otomatis sisa dari 19 penumpang lainnya
yaitu “Paling Depan dekeat Nahkoda”.. Bismillah dan perjalanan gw pun
meluncur di laut lepas.. Pengalaman melihat laut ditengah laut.. Seru
juga!! Rasanya seperti menaiki mobil offroad alias ombaknya dibantai
terus sama Nahkoda gw yang juga Ng’rock abiss!!.. Dahsyatnya sang
Nahkoda membantai ombak dilaut yang imbasnya para penumpang kaget
berkali-kali.. Ini serius karena KM. Kerapu ke Pulau Tidung harus
transit ke 2 Pulau lainnya dulu baru ke Pulau Tidung, untuk mengantar
penumpang yang ke pulau tersebut (Gw ga tau nama 2 pulau itu)..
Setelah
mengarungi laut selama 1 jam.. Gw tiba di pulau tidung pukul 09.30
WIB.. Awalnya gw ga mengetahui sama sekali itu Pulau Tidung atau bukan
tapi kenapa para penumpang pada turun semua.. Gw berpikir apakah ini
Pulau Tidung dan kalo bukan Pulau Tidung berarti gw harus terdampar di
pulau ini donk.. Hadeh!!.. Karena penumpang pada turun, gw juga ikut
turun dari kapal.. Sebenarnya bukan turun tapi naik ke dermaga..
hahahahahay.. Karena pikiran gw saat itu gw mau lihat tulisan di dermaga
sebentar jika salah gw naik lagi.. Alhamdulillah ternyata ada tulisan
“TIDUNG keep it clean”.. ALHAMDULILLAH gw tiba juga dan ga jadi
terdampar di Pulau lain.. hahahahahahay.. Okech hal pertama yang
pikirkan gw harus ke Jembatan Cinta sesuai informasi yang gw dapatkan..
Gw bertanya kepada salah satu rider Bentor (Bentor adalah sejenis
becak yang di kanibal dengan motor bebek.. keren dah tapi jadi
polusi).. Kata Abang Bentornya, Jembatan Cinta ke arah Kanan dari pintu
keluar dermaga terus dia menawarkan gw untuk menaiki Bentornya.. Tapi
karena gw niatnya Backpack akhirnya mohon maaf gw tolak dan lebih
menanyakan dimana tempat penyewaan sepeda.. Dikasih taulah gw tempat
penyewaan sepeda didepan dermaga dan gw langsung bergegas kesana untuk
menyewanya.. Rp 15.000,00/hari berarti 24 jam untuk menyewa sepeda..
Gowesss gowesss gowesss lurus sajah tanpa belak-belok dengan membawa
daypack di punggung.. Akhirnya gw menemukan pintu gerbang parkiran
sepeda dengan tulisan “Wellcome to Jembatan Cinta”.. Dalam pikiran gw
kenapa bahasa Inggris di gabung dengan bahasa Indonesia.. Mungkin karena
pergeseran budaya atau bahkan menciptakan budaya baru.. hehehehehe ga
penting juga pikiran gw ini.. Dan lebih uniknya lagi tulisan wellcome
kok huruf “L” nya ada 2 ya.. hehehehehehe gapapalah yang jelas
perjalanan saya terhenti di parkiran ini..
Entah mengapa
pukul 09.00 WIB gw mengarah ke Jembatan Cinta yang terkenal itu.. Gw
berjalan sendiri dan keadaan disana masih relatif sepi hanya 2-5 turis
lokal sajah yang ada.. Gw menaiki Jembatan Cinta yang biasa untuk
Bridge Jump para wisatawan.. Cukup eksotis cuaca siang itu..
Mataharinya terik dan ga ada pohon buat berteduh di jembatan..
hahahahahahahahay namanya juga jembatan di tengah laut yang
menghubungkan antara Pulau Tidung Besar dengan Pulau Tidung Kecil
(sebutan orang situ).. Tapi yang gw patut syukuri dari cuaca hari itu
adalah kebebasan gw untuk mengeksplore keindahan terumbu karang pulau
tidung yang terlihat oleh sinar Matahari dan kebebasan gw memakai set
timer untuk melakukan aksi dan gaya foto sendiri.. hahahahahahahahay..
Panjang jembatan dari Pulau Tidung Besar ke Yang Kecil kira-kira 2 KM..
tapi keadaan jembatan cukup mengkhawatirkan karena banyaknya kayu-kayu
jembatan yang sudah rusak sehingga akan membuat wisatawan uji mental..
Tapi sekitar 500 meter jembatan menuju ke Pulau Tidung Kecil sudah di
Beton tapi nampaknya kealamian Pulau berkurang karena beton tersebut..
Gw melintasi panjangnya jembatan dengan mengeksplore beberapa pantai
disekitar jembatan dan tibalah di ujung jembatan yaitu Pulau Tidung
Kecil.. Tapi gw ga berani masuk kedalam Pulau Tidung Kecil karena
terlihat angker dan gw ditemani beberapa burung gagak pantai yang
suaranya persis manusia menggeram.. Beneran!!.. Keadaan Pulau Tidung
Kecil dan Jembatan Cinta pada saat itu sangat sepi karena hanya gw yang
punya otak agak miring mau eksplore di tengah panasnya Matahari..
hehehehehe..
Sebentar saja gw di Pulau Tidung Kecil karena
sepi banget dan angker.. Akhirnya gw memutuskan untuk kembali ke Pulau
Tidung Besar sambil sedikit-sedikit mencuri foto di tengah jembatan..
hahahahahahay.. Setelah sampai Bridge Jump, gw bingung mo ngapain
karena waktu telah menunjukan pukul 10.30 WIB.. Kemudian bersantailah
gw di pendopo yang dibuat di deket pantai.. Melepas daypack dan memakan
snack yang diberikan di KM.Kerapu berupa Biskuit coklat dan 3 bungkus
Permen serta Aqua gelas (Kalo naik KM.Kerapu mendapatkan akomodasi
itu).. Setengah jam gw lalui melepas penat dan bosen juga.. Hasrat
ingin secangkir kopi hadir dan memaksa gw mencari warung kopi.. Di
wilayah Jemabatan Cinta ada kantin makanan berjejer dari tukang es
kelapa sampai otak-otak bahkan tukang pakaian.. Gw menghampiri salah
satu tukang es kelapa dan membeli kelapanya yang segar dengan harga Rp
8.000,00 dan segelas kopi hitam dengan harga Rp 3.000,00.. Ngobrol
panjang lebar dengan yang punya warung (Mba Nur) dan ternyata itu bukan
punya mba nur melainkan punya adiknya mba nur.. Mba Nur hanya membantu
disitu dengan 3 anaknya yang ramah-ramah.. Anak yang pertama namanya
Rico, yang kedua Ari dan yang terakhir masih TK namanya Zahra.. Mereka
menemani gw dalam membunuh waktu.. Selanjutnya gw bertanya ke Mba Nur
tentang penginapan yang murah untuk malam ini sajah.. Kemudian Mba Nur
memanggil Rico yang kebetulan sedang berada di dalam warung untuk
menyuruhnya mencarikan gw penginapan murah dan hasilnya ga ada
penginapan yang murah dengan biaya dibawah Rp 75.000,00/malam untuk
seorang diri.. Mungkin ada tapi mungkin juga Rico hanya bertanya kepada
orang yang dia kenal.. Ga masalah buat gw karena tidur di pendopo yang
menghadap ke pantai sajah udah cukup.. Gratis lagi.. hehehehe.. Ga
lama gw lagi ngobrol sama Mba Nur, ada anak penjual ketoprak di sebelah
warung Mba Nur yang menghampiri gw namanya Ipin.. Dia menawarkan gw
istirahat di gubuk belakang warung.. Tapi kata Ipin seadanya soalnya
memang tempatnya ga sebagus kalo gw harus sewa Homestay dengan charge
Rp 200.000,00/malam hitungan weekday.. Tanpa basa-basi tapi dengan hati
ga enak gw tetep menerima gubuk itu karena gw sendiri lelah mau
istirahat sebentar disana..
Shalat jum’at pun berlalu dan
gw ga shalat.. hehehehe.. *Maafin ilham Ya Allah.. Dan waktu pun
menunjukan pukul 13.00 WIB.. Masih dengan cerita Gubuk hebat yang
menyelamatkan gw dari penyakit mata a.k.a ngantuk.. Lumayanlah 1 jam gw
tidur di bale-bale gubuk yang sepoi-sepoi karena banyaknya fentilasi
yang besar-besar.. Di gubuk itu pula gw istirahat dan bercerita melalui
milanisti (nama Digicam gw) yang gw bawa.. Tidak lama gw bercerita
melalui milanisti, Ipin pun datang ke gubuk itu dan menemani gw ngobrol
tentang kehidupan di Pulau Tidung.. Jadi, menurut Ipin Pulau Tidung
itu berbentuk panjang dan ada 2 tempat yang menjadi prioritas wisatawan
mengunjunginya.. Yang pertama adalah Tidung Timur yang dari tadi gw
Jelajahi dan biasa orang disana menyebutnya “Anjungan” atau “Jembatan
Cinta”.. Di Tidung Timur ini memang sudah mengalami banyak perubahan
dan dikelola oleh Pemerintah DKI Jakarta sehingga wisatawan pun dapat
disuguhi berbagai macam hiburan ataupun olahraga air seperti Snorkling,
Banana Boat atau Bridge Jumping.. Sedangkan yang kedua adalah Tidung
Barat dengan Pantainya yang masih sepi, tenang dan biasa menjadi
perburuan sunset.. Tapi masih dikelola oleh pihak swasta kalo cerita
menurut Ipin.. Sedangkan untuk Pantai Utara dan Pantai Selatan Pulau
Tidung banyak dihuni oleh perumahan yang disebut kampung oleh
masyarakat sekitar sehingga untuk menikmati 2 pantai tersebut kita
hanya bisa melihatnya sajah.. Pulau Tidung itu bentuknya panjang kalo
yang gw searching.. Dan kenyataannya memang seperti itu karena pada
pukul 15.00 WIB gw niat mau ke Pantai Barat dan menitipkan daypack gw di
warung Mba Nur..
Sepeda yang gw parkir di area parkir
sepeda Jembatan Cinta menjadi alat transportasi gw ke Pantai Barat..
Dengan membawa milanisti dan small bag serta membayar parkir sepeda
sebesar Rp 2.000,00/sekali parkir, gw gowess santai sambil menikmati
tuh sepeda menuju kearah Barat dengan arah jalan ke dermaga dan lurus
terus sajah melewati berbagai macam RT, RW, Kampung, Jalanan Tanah,
Jalan ConBlock, Kampung Lagi (Disini gw bertanya lagi pada Ibu-Ibu yang
gw temui, dimana Pantai Barat itu ? dan kata Ibu itu gw disuruh jalan
lurus lagi aja).. Ketemulah Jalan Tanah Lagi dengan Alang-Alang, disitu
gw berhenti menggowes dengan keringat yang cukup membuat lemak
terbakar.. Sejenak gw abadikan pemandangan alang-alang tersebut dan
bertanya pada milanisti dimana letak pantai itu ?? (milanisti pun tidak
menjawab karena dia hanya sebuah digicam).. Akhirnya gw lanjutkan
perjalanan karena rasa penasaran gw yang besar dan gw temui lapangan
dibalik alang-alang serta pemandangan pantai yang cukup kecil tapi
indah dan tenang.. Pertanyaannya disinikah Pantai Barat itu ??..
Kemudian gw bertanya kepada satu-satunya warung di Pantai itu.. Dan
BINGO gw mendapatkan pantai itu.. Sekilas dalam pikiran gw, benar kata
Ipin bahwa pantai ini sepi dan tenang sekali airnya dan benar-benar
spot bagus untuk memburu sunset..
Sejenak gw melepas
kelelahan dan bersantai menikmati indahnya pantai yang tenang dan ga
berisik seperti di Pantai Timur.. Estimasi perjalanan dari Timur ke
Barat kira-kira 5 KM.. Selanjutnya saatnya untuk milanisti bekerja
dengan set timer, gw bergaya didepan pantai yang tenang itu,
mengeksplore pantai itu.. Dan waktupun telah menunjukan pukul 16.00
WIB.. Saatnya gw kembali ke Timur karena daypack gw ada disana.. Tak
disangka perjalanan ke Timur jauh lebih cepat.. hahahahahay (suggest
aja!!).. Dan lagi lagi gw harus membunuh waktu setelah sampai ketempat
parkir sepeda Anjungan atau Jembatan Cinta.. Dengan cuek gw ajak
ngobrol sajah orang-orang yang jaga parkiran.. Disitu gw kenal Jos,
Babeh dan 2 kawan lainnya gw lupa namanya.. Banyak yang menanyakan gw
mau tidur dimana malam ini dan banyak juga jawaban gw yang sama yaitu
“Dimana ajalah mas/beh/bu”.. Banyak juga yang menawarkan penginapan
dengan harga Rp 200.000,00/malam dan banyak juga jawaban gw untuk
pertanyaan itu adalah “Besok aja pak sama kawan-kawan biar lebih murah
patungannya”.. Karena menurut gw, gubuk yang ditawarkan Ipin cukup buat
gw bermalam.. Oia sebelumnya gw bbm’an dan sms’an sama Ibnu dan Ichank
kalo mereka besok mau ke Tidung juga Backpack.. Akhirnya mereka
menyusul juga..
Hari semakin larut dan sunset pun ga
keliatan kalo dari Pantai Timur.. Malam sabtu di Pulau Tidung ga
terlalu rame karena kebanyakan wisatawan datang pada hari sabtu dan
pulang hari minggu.. Jadi mereka hanya semalem disini.. Gw kembali
berjalan kearah warung Mba Nur dengan memesan kembali secangkir kopi
dan memesan Mie Ayam di warungnya Ipin (di Warung Ipin menjual
ketoprak, Mie Ayam dan Bakso).. Dengan harga Rp 10.000,00/mangkok Mie
Ayam, Alhamdulillah gw kenyang dilanjut segelas kopi bikinan Mba Nur..
Kembali mengobrol dan bercengkrama tentang kehidupan Mba Nur (kebetulan
Mba Nur orangnya seneng ngobrol).. Dari pukul 18.00 WIB sampai pukul
22.00 WIB gw ditemani Mba Nur dengan cerita kehidupan Mba Nur yang bisa
suatu saat gw jadikan Film.. hehehehe tapi asli ceritanya sangat
menarik dan menyentuh tentang seorang wanita yang keras berjuang
menghidupi 3 anaknya dari warung kakaknya dan suaminya yang sering
mengecewakannya.. Menariklah pokoknya.. Tapi permasalahan sesungguhnya
adalah batterai BB gw abis dan benar-benar mati total.. Gw ga bisa
charge BB di semua warung karena keadaan listrik mereka pun yang lemah
sering mati beberapa kali.. Bahkan gw ga bisa menghitung berapa kali
mati dan gelapnya warung Mba Nur dan warung sekitarnya pada saat gw
Ngobrol dari jam 18.00 WIB sampai jam 22.00 WIB.. Alasan Mba Nur
katanya memang setiap hari seperti ini mungkin karena lemahnya watt
untuk rame-rame semua warung.. Waduh coba bayangin ketika anda berada
pada situasi ini.. Pada saat Ari dan Zahra ingin belajar atau
mengerjakan PR nya dan lampu tidak bersahabat.. Tapi kata Mba Nur,
mereka sudah pasang Token (Listrik Pulsa) namun belum aktif sampai saat
itu.. Insyallah hari ini saat gw menuliskan cerita mereka di Blog BPI
ini, Token listrik mereka sudah aktif..
Cerita hari
pertama ini memang paling panjang dibanding cerita 2 hari kedepannya
nanti.. Setelah pukul 22.00 WIB dan gw merasa Mba Nur butuh istirahat,
akhirnya gw menyudahi obrolan kita dengan bilang mau ke Mushallah yang
berada disebelah gubuk itu.. Mba Nur dengan baiknya mengambilkan
daypack gw dan menyuruh gw untuk istirahat di Mushallah sajah karena di
Gubuk gelap ga ada lampu dan menyeramkan.. Setelah gw lihat tuh gubuk
memang benarsangat gelap dan menyeramkan dan akhirnya gw memutuskan
tidur di Mushallah sajah dengan lampu remang-remangnya.. Gw salin di
Mushallah karena pakaian yang gw kenakan sudah sangat lengket dan ganti
celana juga serta rebahan di Mushallah.. Pukul 23.00 WIB mata gw ga
bisa terpenjam karena ada sajah pikiran jelek yang masuk mengenai dunia
ghaib.. Hadeh!!.. Selanjutnya gw memutuskan untuk jalan-jalan sajah
diarea pantai dan tidur di pendopo depan pantai..
Kembali
gw melangkah didepan warung-warung di pantai timur yang berjejer..
Melihat warung Mba Nur yang sudah tutup dan gelap.. Tapi ada 1 warung
yang buka dan membuat gw bisa singgah sebentar disana sampai tuh warung
tutup.. Kembali lagi gw memesan 1 gelas kopi hitam dengan ditemani
sebungkus rokok Marlboro Putih yang gw beli seharga Rp 15.000,00 (harga
wajar daerah pariwisata).. Ngobrollah gw dengan pemilik warung yang
namanya Mas.Pur.. Ngobrol tentang perjalanan gw dan ngobrol tentang
banyak hal sampai datang 4 orang wisatawan lokal duduk sebelah meja
gw.. 4 orang itu terdiri 3 cowok dan 1 cewek dengan dandanan yang agak
berlebihan.. Mereka memesan nasi goreng kepada Mas.Pur tapi terlihat si
cewek gayanya sok asik yang ternyata menurut keterangan Mas.Pur, tuh
cewek adalah Guide Pulau Tidung yang disewa oleh 3 orang cowok
tersebut..
Lagi asik gw ngobrol sama Mas.Pur dan 4 orang
itu sedang berbincang serunya, munculah 1 orang laki-laki yang melabrak
tuh cewek.. Oia untuk hal ini ga akan gw ceritakan detail karena
menyangkut privasi orang lain.. Gw sebagai wisatawan pun hanya melihat
laki-laki tersebut melabrak tuh guide dengan 3 cowok tersebut..
Keadaanpun makin tegang dan suasana pun makin seru.. Gw hanya diem dan
melihat kejadian itu.. Permasalahanpun makin panjang sampai tuh guide
dan 3 orang cowok pergi dari warung Mas.Pur yang kemudian tuh laki-laki
mungkin ingin curhat dengan gw dan Mas.Pur untuk jadi pendengar yang
baik tentang masalah mereka.. Sedang melampiaskan dan cerita panjang
lebar datanglah 1 orang laki-laki yang merupakan sepupunya laki-laki
yang sedang emosi tersebut.. Cerita pun makin panjang sampai menunjukan
pukul 02.00 WIB yang artinya Mas.Pur harus menutup warungnya.. Obrolan
pun beralih ke gw sebagai orang yang tidak punya tempat dan tujuan
selanjutnya.. Laki-laki tersebut menawarkan rumahnya yang bisa gw
tempatin untuk malam ini.. Tapi gw tolak karena niat gw ga mau
menyusahkan orang lain.. Tapi serius banyak yang maksa terutama
laki-laki yang sedang emosi tersebut.. Dia memaksa gw dengan membawa
daypack gw ke motornya yang diparkir didepan warung Mas.Pur.. Yaudahlah
gw terima ajakannya dan meninggalkan sepeda di parkiran Pantai Timur..
Parkiran sepeda Pantai Timur cukup aman karena Jos dan babeh tidurnya
di Pos parkiran..
Perjalanan kerumah tuh laki-laki yang
emosi pun akhirnya tiba dan sepanjang perjalanan dia cerita terus
tentang masalahnya.. Ya jadi gw ambil kesimpulan bahwa dia ingin ada
orang yang bisa mendengarkan masalahnya dengan baik.. Setelah sampai
rumah laki-laki tersebut ternyata cukup nyaman dengan kamar yang ada AC
nya gw dipersilahkan tidur dan mengisi baterai Hp yang mati dari
tadi.. Alhamdulillah akhirnya malam ini gw bisa tidur nyaman tanpa
dipungut biaya karena menjadi pendengar yang baik.. Mata gw mulai
mengantuk setelah proses panjang hari pertama di Pulau ini.. Banyak
cerita yang gw alami di hari ini membuat gw terlelap dalam tidur..
Sadar-sadar
pukul 08.00 WIB dan laki-laki tersebut sedang sibuk di bengkelnya
(rumahnya disebelah bengkelnya sendiri).. Dan gw melanjutkan untuk
mandi dirumah itu kemudian gw lanjutkan dengan merapikan daypack gw
sambil menunggu 2 kawan gw (Ibnu dan Ichank) yang katanya sedang dalam
perjalanan ke Pulau ini.. Selesai gw membereskan daypack, laki-laki itu
menyuguhkan gw segelas kopi susu dan melanjutkan obrolan-obrolannya
lagi dari masalahnya dia sampai cerita tentang kawan gw yang sedang
dalam perjalanan.. Sampai akhirnya pukul 09.00 WIB, 2 kawan gw sampai
dermaga dan gw jemput.. Tapi sebelumnya, gw pamit dan ucakan
terimakasih yang ga tau sebanyak apa sama laki-laki itu karena udah
menggratiskan semuanya dari kamar tidur ber-AC, numpang mandi, dan
segelas kopi pagi hari..
Selanjutnya adalah dermaga untuk
jemput Ibnu dan Ichank.. Oia rumah laki-laki itu dekat dengan dermaga
hanya sekitar 1 km jalan kaki.. Jadi gw ga sulit kesana karena
mengingat sepeda gw yang gw tinggal di Anjungan.. Hanya menunggu
sebentar di dermaga kemudian gw melihat Ibnu dan Ichank.. Suasana di
dermaga saat itu sangat ramai karena kapal nelayan dari dermaga
pelelangan ikan yang mereka gunakan bisa menampung sampai ratusan
orang, sangat berbeda dengan kapasitas KM.Kerapu yang gw gunakan di
dermaga Kali Adem.. Harga ke-2 kapal sama-sama Rp 33.000,00/orang..
Jadi buat gw cukup nyaman naik KM.Kerapu yang cepat.. Namun gw ingin
merasakan naik kapal nelayan tersebut pasti seru lesehan dan kenal
banyak rombongan..
Setibanya mereka, kami ditawari
penginapan yang murah pada awalnya sama sepupunya laki-laki yang
rumahnya gw tumpangi malam itu, Dia memang sedang menarik bentor untuk
para wisatawan yang baru tiba.. Dia juga menawari kami untuk sewa
homestay dengan harga Rp 150.000,00/malam.. Tanpa berpikir kembali,
kami ambil kesempatan itu namun kami merasa ditipu ketika kami tiba di
homestay yang dekat dengan dermaga.. Setelah sampai di homestay
ternyata harganya Rp 250.000,00/malam.. Gw mencoba klarifikasi tapi
kata Dia kalo gw salah dengar.. Hadeh repot urusannya.. Si Ichank pun
mendengar penawaran Dia yang Rp 150.000,00/malam tapi yaudahlah Ichank
dan Ibnu pun sudah lelah dan ingin istirahat.. Maka kami tetap
menggunakan homestay tersebut dengan biaya dibagi 3 orang.. Istirahat
sejenak kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Anjungan denga jalan
kaki.. Jarak yang ditempuh dari Homestay kami ke Anjungan cukup jauh
sekita 2 km.. Tapi kami lebih menikmatinya.. Oia si Ibnu dan Ichank
menyewa sepeda juga tapi hanya 1 sepeda yang ada boncengannya.. Karena
gw sudah menyewa sepeda yang gw tinggal di Anjunga, maka gw hanya
memperpanjang sepeda sajah.. Kami berjalan ke arah Anjungan, si Ichank
naik sepeda yang baru di sewa sedangak gw jalan kaki ditemani Ibnu..
Setibanya
di Anjungan, gw kenalkan Ibnu dan Ichank ke Mba.Nur, Mas.Pur, Ipin,
dll yang gw kenal sebelumnya.. Kami nikmati Pantai Timur sampai kedalam
pulau Tidung Kecil yang pada awalnya gw ga punya keberanian untuk
menjelajahnya.. Tapi pada akhirnya gw bisa sampai juga ke wilayah
tersebut dan bertemu dengan Spongebob yang sedang berdiri di pantainya..
Hahahahay ini serius ada spongebob di pantai tersebut bahkan sempat gw
poto bareng (Entah darimana tuh Spongebob)..
Pantai di
Tidung Kecil masih relatif sepi karena memang tidak ada penduduknya
hanya ada kantor pertanian yang sudah lama kosong.. Lama kami eksplore
perjalanan dari Tidung Besar ke Tidung Kecil melewati Jembatan Cinta..
Oia kami jadi ber-4 waktu menjelajah Pulau Tidung Kecil karean bertemu 1
orang wisatawan yang sedang mencari teman untuk ke Tidung Kecil..
Karena wisatawan tersebut tidak mengikuti acara yang dibuat oleh
travelnya..
Hari kedua tidak terlalu banyak cerita buat
diri gw sendiri karena spot terakhir yang belum gw kunjungi akhirnya
sudah gw singgahi yaitu dalamnya Tidung Kecil.. Selanjutnya kami
bertiga ke Pantai Barat dan kembali lagi ke Anjungan sampai akhirnya
pukul 18.00 WIB kami istirahat di homestay dan ketiduran sampai pagi di
hari ketiga gw.. Hari ketiga ga terlalu banyak cerita juga karena
waktu yang kami punya hanya sampai siang hari sebelum kapal pada pukul
13.00 WIB mengantarkan kami ke Dermaga Angke.. Eksplore di hari ketiga
hanya dipusatkan pada Anjunga, kami berenang dipantainya yang jernih
dengan pemandangan laut lepas.. itu terlihat seperti kolam renang
raksasa.. hahahahay.. Setelah kami berenang, kami makan di warungnya
Ipin yang sekaligus pamit karena sudah pukul 10.00 WIB dan kami harus
bersih-bersih serta packing.. Setelah sampai di homestay setelah
berenang-renang, kami bersih-bersih dan packing serta langsung menuju
dermaga pada pukul 12.00 WIB.. Kami pun bingung mau naik kapal yang
mana karena KM.Kerapu sudah habis dipesan dan tinggal Kapal Nelayan
yang bisa menampung banyak orang tapi masalahnya perebutan tiket
KM.Nelayan dilakukan oleh para calo sampai akhirnya gw menelepon orang
yang menawari kami homestay untuk mencarikan tiket.. Dia pun datang dan
beradu sama calo yang lain untuk mendapatkan 3 tiket kapal nelayan yang
akan kami tumpangi ke Dermaga Pelengan Ikan di Muara Angke dengan
harga Rp 33.000,00/orang.. Dalam pikiran gw pada saat itu akhirnya gw
bisa merasakan kenikmatan jadi penumpang Kapal Nelayan yang besar itu..
Perjalanan
di Kapal Nelayan pun dimulai pada pukul 13.00 WIB, ternyata seru juga
bisa lesehan dan tiduran tapi banyak orang jadi harus gantian
tidurannya.. Namun lebih lama perjalanannya dari KM.Kerapu yang hanya 1
jam.. Kami Tiba di Dermaga Pelengan Ikan pukul 14.30 WIB, jadi kami
menghabiskan waktu di Kapal dalam perjalanannya sekitar 2,5 jam..
hahahahahay cukup membosankan juga.. Sesampainya di dermaga pelelangan
ikan, kami melanjutkan perjalanan ke Terminal Grogol dengan angkot B01
dan makan di warteg di terminal sebesar Rp 8.000,00 untuk piring gw aja
yang isinya nasi, ikan dan orek.. Setelah kami kenyang makan, kami
mencari Bis AC29 Merah yang menuju Terminal Bekasi tapi kami tidak dapat
Bis tersebut.. Dan akhirnya kami naik Bis AC29 Putih jurusan
Kalideras-Bekasi yang lewat Grogol.. Dalam perjalanan ke Bekasi, kami
cukup kelelahan karena harus berdiri lama sekitar 2 jam.. Alasannya ga
dapet seat.. hehehe penuh banget dan sang kondektur masih juga
memaksakan penumpang naik..
Sesampainya di Bekasi, gw
turun di pintu Tol Barat karena Bis AC29 Putih keluar Tol Barat bukan
di Tol Timur Bekasi.. Jadi ya gw turun di Pintu Tol Barat dan
melanjutkan dengan Angkot 31A yang langsung turun didepan gang rumah
gw.. Sengaja gw ga minta jemput bokap di Terminal Bekasi dan lebih
memilih turun di Pintu Tol Barat karena ada Angkot yang langsung ke
daerah rumah gw serta cuaca sedang hujan.. Kasihan kalo bokap jemput
naik motor dan hujan-hujanan.. hehehe.. Okech sekian cerita gw
mengeksplore Pulau Tidung untuk kunjungan pertama gw kesana padahal
jaraknya ga terlalu jauh dari Bekasi.. hahahahahay.. Yaudahlah.. Oia
sebenarnya nich cerita udah gw tulis dari seminngu setelah gw balik
dari Tidung tapi karena rasa malasnya gw untuk memulai cerita membuat
cerita Tidung ini baru terbit.. hehehe..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar